DEMOKRASI NEWS
DEMOKRASI NEWS
DEMOKRASI NEWS

BERITA UTAMA

SEMINAR SEHARI BIDAN BEKASI MEMPERINGATI HUT IBI DAN DIRGAHAYU KEMERDEKAAN RI

Written By admin on Sabtu, 13 Agustus 2016 | 05.12


KOTA BEKASI, DemokrasiNews.com - Dalam rangka memperingati hari jadinya yang ke 65 tahun serta untuk menyambut Dirgahayu Kemerdekaan RI yang ke 71, Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Kota Bekasi menyelenggarakan seminar sehari tentang profesionalisme bidan dalam pelayanan kontrasepsi Keluarga Berencana (KB) Intra Uterine Devices (IUD) dan perlindungan hukum terhadap profesi yang digelar dalam ruangan Auditorium RS Ananda, jalan Sultan Agung nomor 173 Medan Satria Kota Bekasi pada, Sabtu (13/08) pagi.

Seminar dengan narasumber, selaku pembicara terkait tentang KB dan kontrasepsi oleh dr.Tengku Muhammad Alamsyah, Sp.OG, sedangkan tentang perlindungan hukum terhadap profesi disampaikan oleh Advokat, Alexon Syazily, SH.

Terpantau Demokrasi News, acara ini dihadiri pula oleh Penasehat IBI sekaligus selaku MPE/MPEB Kota Bekasi, Lidesma, MSi, Direktur RS Ananda, dr.Irwan Heriyanto, MARS, Ketua IBI Kota Bekasi, Hj.Nani Sumarni, SKM, MMKes, Ketua Ranting IBI Bekasi, para mahasiswi D4 Bakti Pertiwi Indonesia dan mahasiswi TK III Akademi Kebidanan (Akbid) Prima Indonesia. Acara dimulai dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dilanjutkan dengan menyanyikan Mars IBI dan Himne IBI.


Ketua panitia seminar, Betty Sumiati, Ssit, MMKes, MHKes dalam sambutannya mengucapkan terima kasih kepada 10 ketua ranting IBI Kota Bekasi yang telah meluangkan waktu dan menyempatkan hadir dalam acara yang dihelatnya. Serta memberikan wawasan pemahaman tentang program Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP), kontrasepsi KB Intra Uterine Devices (IUD).

"Gerakan KB Nasional selama ini telah berhasil mendorong peningkatan peran serta masyarakat dalam membangun keluarga kecil yang makin mandiri. Keberhasilan ini mutlak harus diperhatikan bahkan terus ditingkatkan karena pencapaian tersebut belum merata, dalam hal ini harus digalakan melalui program MKJP KB IUD," tuturnya.

Menurut Betty yang juga merupakan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bekasi ini, ironisnya sementara dalam kegiatan Keluarga Berencana (KB) masih kurang berminatnya para aseptor dalam pengunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP). Bila dilihat dari cara pemakaian alat kontasepsi dapat dikatakan bahwa 51,21 persen akseptor KB memilih Suntikan sebagai alat kontrasepsi, 40,02 persen memilih Pil, 4,93 persen memilih Implant dan lainnya 1,11 persen. Hanya sekitar 2,72 persen yang memilih KB IUD, karena pada umumnya masyarakat memilih metode non MKJP. Sehingga metode KB MKJP seperti Intra Uterine Devices (IUD). Implamt, Medis Operatif Pria (MOP) dan Medis Operatif Wanita (MOW) kurang diminati para Aseptor.

Sambutan selanjutnya dari Direktur Rumah Sakit (RS) Ananda, dr.Irwan Heriyanto, MARS yang mengucapkan terima kasih atas nama pihak Rumah Sakit untuk kerjasama dan kemitraan yang telah terjalin. Dalam perjalanannya RS Ananda selalu berbenah diri dan akan terus meningkatkan pelayanan serta selalu akan memprioritaskan para pasiennya. "Disamping itu kita tengah ada program promosi terkait USG 4 dimensi dengan biaya kompetitif," ujar Irwan.

Sementara sambutan dari Ketua IBI Kota Bekasi, Hj.Nani Sumarni, SKM, MMKes yang menekankan untuk para tenaga medis terutama bidan untuk meminimalisir kesalahan dalam bertugas. "Jauhi masalah yang menyangkut hukum, tingkatkan profesional diri dan lakukan yang hanya kewenangan kita," imbaunya.

Nani juga berpesan, kesalahan walaupun kelihatannya sepele namun pasti akan selalu dituntut. "Paradigma berpikir harus mampu diciptakan karena seorang bidan harus meningkatkan wawasan bukan hanya didalam lingkup kebidanan saja, namun lebih dari sekedar itu dan yang paling terpenting selalu memprioritaskan pasien," tandas ketua IBI ini.

Sponsorship dari Andalan, yang merupakan sponsor tunggal acara seminar dalam hal ini yang selalu setia dalam program MKJP diwakili oleh Bambang yang menjelaskan tentang DKT Indonesia dan produk anyar kontrasepsi IUD dari Andalan. Dan para bidan akan disupport terkait pemasangan alat kontrasepsi KB IUD produk baru dari Andalan tersebut. Serta untuk dipahami upaya-upaya hukum apabila kedepannya nanti ada trouble maker sehingga adanya tuntutan dari pasien, terkait pemasangan alat kontrasepsi spiral ini, maka bidan sudah mengerti menghadapinya. Sedangkan Advokat, Alexon Syazily, SH memaparkan terkait perlindungan hukumnya secara patut terhadap profesi bidan jika tersandung masalah hukum.

Sementara persentasi yang disampaikan dr. Tengku M. Iskandarsyah, Sp.OG menerangkan tentang KB dan Konsep kontrasepsi pasca persalinan. Diterangkan bahwa Program KB telah dirintis sejak tahun 1951 dan terus berkembang pesat, sehingga pada tahun 1970 terbentuk Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Program Nasional ini salah satu tujuannya adalah penjarangan kehamilan mengunakan metode kontrasepsi dan menciptakan kesejahteraan ekonomi dan sosial bagi seluruh masyarakat melalui usaha-usaha perencanaan dan pengendalian penduduk.

Dan Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan berbagai jenis masalah. Masalah utama yang dihadapi Indonesia adalah dibidang kependudukan yang masih tingginya pertumbuhan penduduk. Keadaan penduduk yang demikian telah mempersulit usaha peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat. Semakin tinggi pertumbuhan penduduk semakin besar usaha yang dilakukan untuk mempertahankan kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu Pemerintah terus berupaya untuk menekan laju pertumbuhan penduduk dengan melalui Program Keluarga Berencana (KB). Sedangkan untuk kontrasepsi pasca persalinan diantaranya, Metode Amonorrhea Laktasi (MAL). "Dengan syarat menyusui secara penuh selama 6 bulan," Ujarnya.

dr. Tengku M. Iskandarsyah, Sp.OG juga menjelaskan tentang Kontrasepsi Progestin, diantaranya suntik maupun pil dan Implan. Kondom (Wanita) Diafragma maupun kondom untuk pria. Manfaat dan cara kerjanya, keterbatasan KB Alamiah dengan menggunakan sistem kalender. Kontrasepsi Koitus/Interuptus (Ejakulasi diluar). Kontrasepsi Mantap, Vasektomi dan tubektomi serta Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR).

Harus diingat bahwa saat ini kendala serius yang dihadapi pengguna alat kontrasepsi (Aseptor) Metode MKJP khususnya IUD dipengaruhi oleh beberapa faktor-faktor misalnya faktor tingkat ekonomi, usia, paritas, pendidikan. Pada umumnya PUS (Pasangan Usia Subur) yang telah menjadi akseptor KB lebih banyak menggunakan pil, suntik dan kondom.

Oleh sebab itu akseptor lebih dianjurkan untuk menggunakan program Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP), yaitu alat kontrasepsi spiral (IUD), susuk (Implant) dan kontap (Vasektomi dan Tubektomi). Metode ini lebih ditekankan karena MKJP dianggap lebih efektif dan lebih mantap dibandingkan dengan alat kontrasepsi pil, kondom maupun suntikan.

Harus diterapkan sistem identifikasi Masalah, umpamanya berdasarkan hasil survey dari jumlah peserta KB aktif 3,632 orang yang hanya menjadi peserta KB IUD hanya 10,87 persen. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor. Misalnya faktor tingkat ekonomi, usia, paritas, pendidikan. Dengan demikian kita harus mengetahui dan memahami faktor apa saja yang mempengaruhi keenganan akseptor KB untuk menggunakan alat kontrasepsi KB IUD serta mampu menangkal hal tersebut.

Kemudian acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab.

Dalam seminar ini diumumkan pula bidan Kota Bekasi yang telah berhasil mendapatkan Predikat Bidan Delima (Pelayanan Berkualitas) di Bandung yakni, Hj.Cucu. (A. Zarkasih)

0 komentar:

Posting Komentar

DEMOKRASI NEWS
DEMOKRASI NEWS
DEMOKRASI NEWS