Opini, DemokrasiNews.com
Oleh : Muhammad Khadafi, S.IP (Sekretaris PAKAR Kota Lhokseumawe)
Lhokseumawe, 21 februari 2016.
Pusat Analisis Kajian dan Advokasi Rakyat (PAKAR) Kota Lhokseumawe menghimbau agar seluruh aliansi Kepemudaan dan Mahasiswa di Aceh untuk sama-sama saling menjaga situasi dan mengawasi proses politik pra-Pemilukada Aceh 2017 mendatang.
Seluruh elemen kepemudaan dan mahasiswa agar dapat berpartisipasi di dalam politik secara normatif dan bersih daripada politik uang. Hal ini demi terjalinnya politik bersih dan cerdas serta mengedepankan integritas yang berwibawa dalam mencari sosok pemimpin yang baik dan tidak mengedepankan praktik nepotisme.
Jika nantinya salah satu calon yang di dukung terpilih pada pilkada 2017 semestinya kita tranformasikan dan kita realisasikan sesama kita pemuda untuk perubahan Aceh kedepan dan juga kita lebih bersikap selektif dalam menentukan dan mencari sosok yang sebenarnya memimpin Aceh ke depan dengan bijaksana dan cerdas dalam mengelola Pemerintahan Aceh.
Mengingat banyak terjadinya praktik politik uang di saat-saat musim pesta demokrasi berlansung tidak sedikit kelompok atau pun suatu wadah di bentuk untuk pemenangan salah satu calon ini dijanjikan uang, kebiasaan wadah atau kelompok ini terprovokasi dan melalukakan aktivitas yang dinilai berbau nepotisme dan memenangkan calon yang tidak kredibel dan tidak bermoral dalam memimpin daerahnya, sehingga nanti nya pemimpin bisa leluasa menjalankan Pemerintahan dengan kekuasaan dan uang, dan hal ini juga dapat mencontohkan prilaku kriminal bagi seluruh masyarakat karena dukungan yang mengatasnamakan uang dan bukan atas mencari pemimpin yang sehat.
Semestinya baik masyarakat dan pemuda saling bersinergi sama-sama membendung hal tersebut dan jangan sampai terjadi konflik-konflik yang dahulunya pernah terjadi sebab mempertahankan ego-ego kelompok atau pun tim suksesnya demi kemenangan dalam politik dan kali ini juga di kita mengharapkan untuk sama-sama saling menghargai dan tidak mengganggu proses politik dengan hal-hal yang menimbulkan pertikaian seperti masa silam.
Dulu kita sama-sama bisa berperang untuk melawan yang lain yang bukan bagian dari kita kenapa sekarang dengan karena berbeda calon untuk di jadikan pemimpin kita saling bertikai, mari satukan hati kita tentukan siapa pemimpin yang baik dan yang lebih cocok serta mapan untuk memimpin daerah kita tanpa dibayar dulu baru kita mau memilih orang yang nantinya akan menjadi pemimpin.
Oleh : Muhammad Khadafi, S.IP (Sekretaris PAKAR Kota Lhokseumawe)
Lhokseumawe, 21 februari 2016.
Pusat Analisis Kajian dan Advokasi Rakyat (PAKAR) Kota Lhokseumawe menghimbau agar seluruh aliansi Kepemudaan dan Mahasiswa di Aceh untuk sama-sama saling menjaga situasi dan mengawasi proses politik pra-Pemilukada Aceh 2017 mendatang.
Seluruh elemen kepemudaan dan mahasiswa agar dapat berpartisipasi di dalam politik secara normatif dan bersih daripada politik uang. Hal ini demi terjalinnya politik bersih dan cerdas serta mengedepankan integritas yang berwibawa dalam mencari sosok pemimpin yang baik dan tidak mengedepankan praktik nepotisme.
Jika nantinya salah satu calon yang di dukung terpilih pada pilkada 2017 semestinya kita tranformasikan dan kita realisasikan sesama kita pemuda untuk perubahan Aceh kedepan dan juga kita lebih bersikap selektif dalam menentukan dan mencari sosok yang sebenarnya memimpin Aceh ke depan dengan bijaksana dan cerdas dalam mengelola Pemerintahan Aceh.
Mengingat banyak terjadinya praktik politik uang di saat-saat musim pesta demokrasi berlansung tidak sedikit kelompok atau pun suatu wadah di bentuk untuk pemenangan salah satu calon ini dijanjikan uang, kebiasaan wadah atau kelompok ini terprovokasi dan melalukakan aktivitas yang dinilai berbau nepotisme dan memenangkan calon yang tidak kredibel dan tidak bermoral dalam memimpin daerahnya, sehingga nanti nya pemimpin bisa leluasa menjalankan Pemerintahan dengan kekuasaan dan uang, dan hal ini juga dapat mencontohkan prilaku kriminal bagi seluruh masyarakat karena dukungan yang mengatasnamakan uang dan bukan atas mencari pemimpin yang sehat.
Semestinya baik masyarakat dan pemuda saling bersinergi sama-sama membendung hal tersebut dan jangan sampai terjadi konflik-konflik yang dahulunya pernah terjadi sebab mempertahankan ego-ego kelompok atau pun tim suksesnya demi kemenangan dalam politik dan kali ini juga di kita mengharapkan untuk sama-sama saling menghargai dan tidak mengganggu proses politik dengan hal-hal yang menimbulkan pertikaian seperti masa silam.
Dulu kita sama-sama bisa berperang untuk melawan yang lain yang bukan bagian dari kita kenapa sekarang dengan karena berbeda calon untuk di jadikan pemimpin kita saling bertikai, mari satukan hati kita tentukan siapa pemimpin yang baik dan yang lebih cocok serta mapan untuk memimpin daerah kita tanpa dibayar dulu baru kita mau memilih orang yang nantinya akan menjadi pemimpin.
0 komentar:
Posting Komentar