KOTA BEKASI, DemokrasiNews.com - Kejadian tamu hotel yang meninggal saat menginap di hotel Aston kembali terulang. Seperti tahun-tahun sebelumnya yang dialami diantaranya, Rusman Hutapea (63) meninggal pada, Selasa pagi (19/6/12) di hotel Aston Kawasan Kuningan, Setia Budi Jakarta Selatan. Dan pada Kamis (12/6/14) malam, menimpah Suryadi Salim (60), pria asal Lampung di hotel Aston Kupang, Sulteng. Dilanjut masih di tahun yang sama, tepatnya Selasa (04/8/14) di hotel Aston Bojonegoro, korban warga negara bagian Hawai Amerika Serikat, Christoper Anthony Makaula (60).
Lagi-lagi masih di bulan Juni, tamu hotel kembali meninggal. Kali ini menimpah guru besar Universitas Indonesia (UI) Fakultas Kedokteran, Profesor Suwarso Hatjoasisto (83) pada, Minggu (14/6/15) pagi ketika menginap di hotel Aston Makassar.
Dan diduga karena tidak memiliki tenaga medis, hotel Aston Imperial Kota Bekasi, Jawa Barat mengakibatkan meninggalnya Warga Negara (WN) Malaysia pada Saat Menginap. Dan sepertinya bisnis perhotelan di Kota Bekasi tidak diimbangi dengan penanganan emergency. Terkait meninggalnya seorang WN Malaysia, Yee Sin Hooi (57) pada, Kamis (03/03/16) karena diduga kurang sigapnya antisipasi pihak management Aston dalam menyikapi kejadian darurat yang dialami tamu hotelnya. Kasus meninggalnya WN Malaysia yang menjadi tamu hotel Aston Imperial Kota Bekasi ini akibat sakit hingga akhirnya tak tertolong dan meninggal di kamar 705 lantai 7 pada pukul 08:45 WIB di hotel tempatnya menginap.
Menurut keterangan Kabag Humas Polresta Bekasi Kota, IPTU Puji Astuti mengatakan identitas korban merupakan warga Malaysia yang beralamat di Hill Crest Residences Jalan Bukit Jambul 11900 Bayan Lepas, Pulau Pinang dengan nomor Pasport 24968103.
Korban sebelum meninggal diduga telah mengalami gangguan kesehatan. Hasil observasi dan pemeriksaan pihak kepolisian, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Menurut saksi mata, korban sejak semalam kecapaian dan sudah sakit sebelumnya. Namun secara fisik tidak ada tanda tanda kekerasan.
Selanjutnya korban telah di tangani pihak Kepolisian untuk dilakukan Visum Et Repertum terhadap Mayat serta Otopsi.
Sementara itu, Samudra Putera (45) seorang pengamat sosial kemasyarakatan menganggap Hotel Aston lalai menciptakan rasa aman dan nyaman tamu hotelnya. "Kelalaian Hotel Aston Imperial Kota Bekasi dalam hal kesiapan untuk menghadapi keadaan emergency. Pihak Hotel tak memiliki tenaga medis yang memadai sehingga mengakibatkan meninggalnya penghuni hotel," terang Samudera Putera kepada Demokrasi News, Jum'at (04/03/16) pagi.
Kejadian tersebut menjadi preseden buruk yang akan menimpah dunia pariwisata Indonesia di mata dunia khususnya wisata perhotelan yang menjadi destinasi para wisatawan lokal maupun mancanegara. (A. Zarkasih)
Lagi-lagi masih di bulan Juni, tamu hotel kembali meninggal. Kali ini menimpah guru besar Universitas Indonesia (UI) Fakultas Kedokteran, Profesor Suwarso Hatjoasisto (83) pada, Minggu (14/6/15) pagi ketika menginap di hotel Aston Makassar.
Dan diduga karena tidak memiliki tenaga medis, hotel Aston Imperial Kota Bekasi, Jawa Barat mengakibatkan meninggalnya Warga Negara (WN) Malaysia pada Saat Menginap. Dan sepertinya bisnis perhotelan di Kota Bekasi tidak diimbangi dengan penanganan emergency. Terkait meninggalnya seorang WN Malaysia, Yee Sin Hooi (57) pada, Kamis (03/03/16) karena diduga kurang sigapnya antisipasi pihak management Aston dalam menyikapi kejadian darurat yang dialami tamu hotelnya. Kasus meninggalnya WN Malaysia yang menjadi tamu hotel Aston Imperial Kota Bekasi ini akibat sakit hingga akhirnya tak tertolong dan meninggal di kamar 705 lantai 7 pada pukul 08:45 WIB di hotel tempatnya menginap.
Menurut keterangan Kabag Humas Polresta Bekasi Kota, IPTU Puji Astuti mengatakan identitas korban merupakan warga Malaysia yang beralamat di Hill Crest Residences Jalan Bukit Jambul 11900 Bayan Lepas, Pulau Pinang dengan nomor Pasport 24968103.
Korban sebelum meninggal diduga telah mengalami gangguan kesehatan. Hasil observasi dan pemeriksaan pihak kepolisian, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Menurut saksi mata, korban sejak semalam kecapaian dan sudah sakit sebelumnya. Namun secara fisik tidak ada tanda tanda kekerasan.
Selanjutnya korban telah di tangani pihak Kepolisian untuk dilakukan Visum Et Repertum terhadap Mayat serta Otopsi.
Sementara itu, Samudra Putera (45) seorang pengamat sosial kemasyarakatan menganggap Hotel Aston lalai menciptakan rasa aman dan nyaman tamu hotelnya. "Kelalaian Hotel Aston Imperial Kota Bekasi dalam hal kesiapan untuk menghadapi keadaan emergency. Pihak Hotel tak memiliki tenaga medis yang memadai sehingga mengakibatkan meninggalnya penghuni hotel," terang Samudera Putera kepada Demokrasi News, Jum'at (04/03/16) pagi.
Kejadian tersebut menjadi preseden buruk yang akan menimpah dunia pariwisata Indonesia di mata dunia khususnya wisata perhotelan yang menjadi destinasi para wisatawan lokal maupun mancanegara. (A. Zarkasih)
0 komentar:
Posting Komentar